Friday, October 20, 2006

GURUKU SAYANG...AKU SAYANG....!!!

PAK NGADIRIN

kepala sekolah waktu di SD. yang pinter gambar...cepet bgt. pinter cerita...pinter...semua...! klo ingat beliau tuh kaya kakek sendiri aja. pinter soal budaya Jawa juga. pinter nyanyi "macapat". dan klo denger beliau cerita jadi kebayang sama PAK RADEN. anak kecil mana yang gak kenal beliau dulu? wah...semua anak suka pak raden kan?

beliau kakak pembina pramuka yang baik. dan kita muridnya yang baik (buktinya dapet piala hehehe... hadiah pensiun). pokoknya gak lupa sore waktu persami, waktu ada insiden Angga kesurupan...waktu kepala beliau kena cerek (hehehe...) punya kelompokku. dan...di bawah pohon waktu aku dan temen-temen dengerin cerita beliau. What a very memorizing moment!

sepeda onta itu...khas sekali! setiap pagi saat beliau datang, kami berhenti bermain dan berebut mencium tangannya. kadang kami dorong-dorongan di depan beliau dan beliau nggak pernah marah. What a great person!

dan kini beliau pensiun (bareng lulusan kami dulu). dan sesuatu terjadi...beliau yang tua...buta...

dari gelap kau bawa kami terang
dan kuharap
Tuhan menerangimu di kala gelap

"Ya Allah...panjangkan umurnya hingga banyak amalnya. karuniakan ia kesehatan dan kekuatan. mudahkan urusannya di dunia, muluskan jalan akheratnya...kasihilah ia seperti ia mengasihi kami dulu..."



BU NANIK

guru bahasa inggris dan wali kelas yang baik. yang suka traktir kita kalau kita jadi juara umum class meeting. wah...pokoknya SMP emang gudangnya guru traktir murid hehehe...waktu latihan petugas upacara...waktu kerja bakti bersih2 kelas...wah...!

aku inget waktu itu Candra pernah koment soal Bu Jujuk, "Bu jujuk nggak usah ikut piknik aja bu. ngebak-ngebaki bus."
hahah...jelas aja si ibu juga tersinggung, "What do you mean? you 'nyek' me!"
hehehe...tapi bagaimanapun bu nanik gak marah karena itu adalah candaan yang sangat akrab buat kami. pokoknya...Big is Beautiful kan, Bu?

aku masih ingat kunci itu, "Pokoknya kalo mau bagus nilai bahasa inggrisnya musti banyak baca teks bahasa inggris."

"nah...gitu! apa susahnya sih ngomong inggris? tinggal yes-no aja kok susah."

dan akhirnya...

"handayani...katanya kamu....(prememori)."

thank's mom...

mungkinkah suatu saat aku bisa?

Bersikaplah lebih dewasa

setiap kali naik kelas ketika SD
Bu Guru selalu berkata
"sekarang kalian bukan anak kecil lagi."

setiap kali naik kelas ketika SMP
Bu Guru berkata
"sekarang kalian bukan anak-anak lagi."

setiap kali naik kelas ketika SMK
Bu Guru juga berkata
"sekarang sudah bukan waktunya bersikap kekanak-kanakan."

ketika kuliah
Bu Dosen berkata
"kalian harus bersikap lebih dewasa (bukan kanak-kanak lagi)."

mungkin,
ketika nanti lulus
ketika mulai bekerja
ketika akhirnya menikah
ketika punya anak

kata-kata yang selalu ada adalah...
"bersikaplah lebih dewasa."

Nantikanku di Batas Waktu

Di kedalaman hatiku / tersembunyi harapan yang suci / tak perlu engkau menyangsikan
lewat kesalihanmu / yang terukir menghiasi dirimu / tak perlu dengan kata-kata
sungguh walau ku kelu / tuk mengungkapkan perasaanku / namun penantianmu pada diriku / jangan salahkan
kalau memang kau pilihkan aku/ tunggu sampai aku datang / nanti kubawa kau pergi / ke surga abadi
kini belumlah saatnya / aku membalas cintamu / nantikanku di batas waktu

siapa yang blom pernah denger lagu itu ya...lagunya EdCoustic yang didemenin banget. aku suka banget sih denger nada-nadanya yang asik buat tidur hehehe...

tapi suatu saat temenku berkata bahwa dia nggak suka lagu ini. "aku nggak suka yang nggak jelas'e" hm...akhirnya aku mulai merhatiin di mana sih nggak jelasnya?

suatu malem, aku dengerin kajian seorang ustadz di radio. dan beliau berkata "boleh menaruh harapan pada seseorang. dalam arti mengharapkan seseorang itu menjadi suami atau istri kita. tapi tetpa kita harus objektif bahwa jodoh itu sudah ditentukan oleh Allah." (kurang lebih begitu intinya)

akhirnya aku tahu permasalahannya. mencoba untuk objektif dan tentu saja tanpa menutup kemungkinan bahwa aku salah. memang ada kesan ketidakpastian, ketidakjelasan, -kata Salim A. Filah- pecundang, alias nggak gentle, dan yang paling ngeness BANCI! tapi jika itu memang diungkapkan secara gamblang kepada seorang wanita yang ingin menikahinya (lho...lha bilang duluan'e. heheehe....)

dan...jika itu adalah sesuatu yang terpendam...mungkin bener kata ustadz tersebut. kenapa tidak jika itu bisa menimbulkan keinginan dan cita-cita untuk menikah? toh seperti yang sering dibilang...cinta itu fitrah...(iya nggak sih?)

tapi...perlu diingat bahwa "bagaimana kita me-manage cinta itu yang masuk penilaian Allah." oleh karena itu...bener pula bahwa "tetap harus objektif bahwa jodoh sudah ditentukan oleh Allah." dan itu yang menjaga kita untuk tidak 'kemrungsung', dan tidak memanjakan harapan untuk menjadi sebuah angan-angan, pintu masuk setan.

yah...kupikir tetap lebih baik seseorang itu menjadi tegas, klo iya ya iya...klo blom siap ya nggak...nggak usah suruh nunggu2. btul gak? tapi susah ya? hehe...

lalu, bagaimana dengan merahasiakan? atau justru membohongi diri sendiri 'untuk kebaikan'?

Thursday, October 12, 2006

abis isti...DESTI...

desti itu temen yang imut bgt. kecil dan lucu. she's so funny i think.
dia tu pinter cuap2 basa inggris (jelase...). anaknya suka ketawa...lucu lah pokoknya...
senenglah punya temen kaya dia...
awal kenalan ma desti dia lom pake jilbab. tapi sekarang dah pake...wi...subhanallah...cantik sekali...
aku suka sama dia soalnya asyik diajak diskusi dan berbagi (cie...)
yah...my small class...is always funny

Friday, October 06, 2006

aPakAh iNi RaMalAn oRanG-OraNg?

bukan. ini ilmu nduk. beberapa hari yang lalu dosen psikologi pendidikan itu berkata pada kami bahwa permainan anak di waktu kecil dapat menunjukkan...ingin menjadi apa dia di waktu dewasa nanti.

SSSt....jangan bilang2 ya...aku dulu suka main guru-guruan. suka main dokter2 an... suka main ibu2-an (waks...). dulu...bulik2ku suka manggil aku bu guru. suatu saat temenku bilang..."wah handa tu emang cocoknya besok jadi guru."

aku sendiri mengagumi yang namanya guru sejak jaman pertama kali masuk SD. sampe SMP. lallu...berubah pengin jadi dokter...sampe suatu saat aku mengidamkan sesuatu yang terlalu abstrak dan tidak jelas...menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama:)


lalu...sejak di SMk aku balik lagi pengin jadi guru (selain psikolog). aku pikir, ini bukan masalah gaji aja. toh aku perempuan gitu loh...

buatku...dunia pendidikan dan psikologi emang begitu menarik. sangat menarik mungkin. aku paling demen sama buku-buku psikologi yang bikin presh...dan membicarakan masalah pendidikan kayanya menarik juga. walaupun nggak dengan bahasa sok intelek tentu.

mungkin di situlah .. aku nemuin cintaku sama dunia pendidikan.
ok...mari memulai...


PENDIDIKAN PENDIDIKAN!!
INVESTASI PERADABAN!!

SebEneRnYa aKu GengSi TapI....

ok, akhirnya aku musti cerita ttg seorang wanita bernama AAAAAAAAaamay...
si cewek tengil yang nyebelin amir. hueks...heheheh...
dia sekarang udah di polteknya unbraw, jurusan akuntansi (cik...inget-inget BALANCE!!!). hm...nggak kebayang muka mumet cewek ini ngadepin angka.
tak kasih tau ya...amay ni orangnya nyebelin banget. liat aja muka angkuhnya...huek...udah bangga pede lagi.

tapi oklah...pada dasarnya saya adalah seorang yang baik dan suka memuji. dan tidak suka memaki apalagi bergunjing. jadi...harus diakui bahwa dirinya adalah seorang yang cukup pintar. buktinya ...dia sampe di unbraw juga dapet beasiswa (dan musti siap jadi kelinci percobaan hihiihihi....). beasiswanya gara2 juara 1 nasional lagi (lomba makan kerupuk xixixix...).

sebelum dia menghilang ke unbraw...dia pernah dengan pedenya bilang..."itu yang bikin dia (aku) kangen sama saya..." /masih inget kata2 menyebalkan itu kan, May?/ hueh...apa bukan dirimu yang kangen menangis2 pada diriku? aku temen curhat yang baik kan? inget aja...dirimu di warnet itu...bahkan tak melihatku pun kau menangis...hiks...hisk....kasihan sekali dirimu, Nduk!!

sekarang, katanya temen2nya tajir2 (wah...jiwa matre yang tak pernah hilang. ingat bahwa jika suatu saat dirimu melupakan diriku...tak do'ain dapet tukang jual ubi bakar /bukan abu bakar lho...beliau terlalu keren untukmu/). heheh...pulang2 bawa bahasa baru-nya arek Malang kali ya...

dia tu paling selengekan. banget. waktu ikutan lomba suka "tengleng" kepalanya (wahahahahaha.....).

dia tu nggak kasihan ma temen. buktinya Wahyu dijadiin pembantu dia suruh bawa2 barang. hehehe....ingatlah bahwa aku tidak akan pernah membuatmu melambung terlalu tinggi. hehehehe...itu yang bikin dia kangen sama aku.

good luck, GiRL....!!

fiksi or nonfiksi

Antara fiksi dan nonfiksi. sebenernya...dua-duanya menarik kan? dan sebenernya juga, dua2nya saling berpengaruh satu sama lain. tapi, setiap orang punya pilihan masing-masing ternyata. dan kasihan sekali aku...yang sebenernya lebih suka dunia fiksi...tapi kayanya lebih cocok ke nonfiksi. uh...jadi binun.

sebenernya dari mana aku bisa bilang aku lebih cocok ke nonfiksi ya? hm...ntah lah. tapi berdasar pengalaman...aku masih inget banget kata-kata Murni. "wah...handayani tu kalo bikin pasti gini. kalimatnya langsung tek..tek...nggak ada seninya. nggak ada puitis-puitisnya...nggak ada romantis-romantisnya.....(wek...)

mungkin dari situ kali ya? soalnya kalau aku lihat memang begitu. kata orang FLP juga aku lebih suka esay (iyo po?) bingung aku.

Monday, October 02, 2006

pelajaran pak kusman...

baru aja masuk, kita langsung dikenalin sama seorang dosen yang umurnya sudah agak tua. galak keliatannya...

suasana pagi itu jadi nggak asyik. menakutkan. menyeramkan.

tiba2 suara hp berbunyi, berasal dari milik "the lecturer", pak kusman tentunya. tiba2 saja suasana berubah seketika. lucu sekali mendengar logat bicara pak kusman pada cucunya...entah di mana, di seberang gagang ponsel atau telepon yang lain.

akhirnya...dari situ kami baru tau. pak kusman is a nice lecturer. tapi disiplin banget. wah...kayanya aku suka.

pagi itu...pagi berikutnya setelah minggu kemarin pak kusman absen. serem bgt waktu tugas itu harus segera dicocokkan. semua teori dalam diktat beliau yang sangat terkenal (bagi mahasiswanya:) "kudu nglothokkh". nek ora nglothok tak ....

lelucon2 lucu sering keluar...garang bener tapi lucu...rasanya jadi gimana ya...campur aduk.
takut tapi asyik...
sekali lagi, kayanya aku bakalan suka diajar pak kusman. tapi, semoga saja itu berarti aku akan berusaha dapet nilai yang terbaik. bukan suka trus ngulang...hehe...na'udzubillah. semoga jangan deh....

ok, mr. kusman...

let's start the rules!

kangen...

Akhirnya dibalas juga....
email dari malaysia yang sudah kunanti...
aku kangen sekali...

kadang aku terbayang duduk tak beraturan di depan kelas, tertawa bersama...
atau makan di kantin...
ngobrol di atas rerumputan...
sekedar menengok perpustakaan...

kadang aku teringat cerita-cerita indah kita...
ejekan-ejekan dan julukan aneh kita.

kadang aku ingin berteriak seperti dulu...
lantang dan lugu...

kadang aku ingin kembali ke masa itu...
kadang ... tapi tak mungkin.
hingga aku terasing di sini...
tapi aku bahagia...
bersama kebahagiaan yang memang seharusnya ada

kadang aku ingin berbagi cerita seperti dulu
bercanda seperti dulu
belajar bersama
menangis dan tertawa seperti dulu

aku...
rindu...

Friday, September 22, 2006

bergelut dengan adek kelas

setelah lulus, masih sering ke skul. masih kumpul sama adek2 kelas yang setia....
yah...semangat!!!

Thursday, September 21, 2006

MAINSTREAM AL HUDA

malam itu. kajian kedua setelah pak jati. ponpes uii.

slide ttg wanita palestina
tiap hari tiada tangan tak menjamahnya
tiada siksaan menderanya

berulangkali dikatakannya
kami adalah saudaramu karena Allah
kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas saudara

save me...
(save them...)

i'm so shy...

"bayangkanlah kami adalah ibu, kakak, adik, atau wanita2 yang paling kalian sayangi..."

---

pagi buta. ba'da sholat subuh. perjalanan dimulai. ponpes uii ----> babarsari.
post2 dilampaui dan tibalah perang badar....refleksi atas perasaan dan curahan sayang kami...

walau...
hanya ...
simulasi...
kami...
ingin...
berbagi...
berdiri tegak
jatuhkan diri anda di kursi
tundukkan kepala
dekapkan kedua tangan ke dada
buat muka cemberut dan tegang...
berusahalah merasa bahagia...

duduklah tegak
angkat dagu sedikit ke atas
tersenyumlah lebar
berusahalah merasa sedih...

begitulah suasana dibentuk oleh diri kita sendiri

kadang.....

kadang...dalam waktu singkat kita bisa berubah seketika. ketika pagi2 datang penuh semangat...tapi 1/2 tiba2 aja semua berubah seketika. rasanya dunia muram banget.

kadang...jadi orang yang keliatan dewasa itu gak asik banget. "dikit" bangga sih ketika ketemu sama orang ditanyanya "handa anak pertama ya?"

tapi masa2 yang kayak gitu dah berubah.

itu...
dulu...
dan masa lalu...

i like 2 be myself...
sometimes i'm mature enough...
but sometimes...i just wanna be a child...
i don't want someone to disturb me...
i don't want someone ask me to be mature...
that's me!
sometimes i'm mature enough...
but sometimes...i just wanna be a child...

i've learned from the past momment.
n i just wanna be myself...
i like 2 b a child...
and 1 want to delay my mature....
can i??

PRESENTASI

tanggal 20 ini Handa baru aja presentasi dalam rangka lomba minat baca kab. Sleman 2006. hm...sebenernya kmr pengin gak ikut karena udah pernah ikut sebelumnya. tapi...setelah dipikir2 lagi, why not??

kmr aku ikut dalam tingkat sma/man/smk. sekarang, gak mungkin lagi dong. otomatis karena dah lulus musti ikut yang tingkat umum. dan aku harus siap ngelawan ntah mereka dosen ato guru.

sebenernya...dari awal dah pesimisss banget. tapi aku niatin itu, pertama buat motivasi adek2 kelas yang aku pegang di skul. kedua, pastilah buat nyari pengalaman. 1/2 yakin, mungkin aku bakal jadi peserta termuda. ah...masuk 10 besar aja nggak tll mengharap deh...

tapi, ternyata, alhamdulillah...ternyata masuk 10 besar. yah...walaupun jadi nomor 10-nya. tapi toh itu dah gebrakan motivasi besar buat aku. toh...Handa itu punya prinsip Keep on Trying!

yah...persiapan presentasinya gak sempet. malemnya, Handa lagi bikin teks cost seharian di kampus. tapi alhamdulillah selesai juga. paginya berangkat...presentasi.

ow...lawannya beneran guru2 sama mahasiswa semester tua. ah...yang namanya orang belajar mah klo takut gak jadi dapet ilmu. cuek aja.

alhamdulillah, walaupun gak menang, tapi bisa tampil gak memalukan dan cukup seimbang dgn mrk aku rasa udah cukup. walaupun bukan berarti lain kali aku akan nyerah...:)

Kepp on Trying pokoknya...!!!

Saturday, September 16, 2006

ketika itu kita masih bersama....

hm....aku masih inget si Eni tanya sama aku "han...gimana sih tipsnya biar bisa langgeng kaya kamu sama Ismi?"

aku baru sadar klo aku sama Ismi emang LANGGENG...

padahal kita jarang barengan ke kantin

jarang seiya sekata

malahan ancurrr!!!

tapi yang aku salut dari "hubungan kami" adalah karena kami saling mengerti. dia tu tau banget klo aku...TIIITT....!!!
dan aku juga yang paling tahan sama kebiasaannya ... TIIITTT...!!!

dan kita gak pernah mempermasalahkan itu. kadang kita malah ketawa-tawa klo orang lain ngejekin kita soal kebiasaan2 aneh kita. dan lagi...yang paling berkesan adalah bahwa secuek2nya kita sama "partner" kita...musti ada waktu untuk saling berbagi. dan kita berhak marah klo kewajiban itu tidak dilaksanakan.

aku suka klo ismi bilang...mbok pacaran...mbok cari gebetan...mbok kmu suka sama orang trus ntar kita bagi2 cerita. hahaha.....kaya gak ngerti aja klo dia juga sealiran sama aku...hehehe...ya to yato yato???

aku paling sebel klo dia suruh aku terima jadi di pelajaran matematika. i want u 2 teach me!! tapi it's ok. matematika dan bahasa inggris adalah ladang kita buat share ilmu...yo....

aku bener2 ngerasa dia tu sahabat yang hebat. ntah ketika dia lagi sama aku ato lagi ninggalin aku dan bareng temen2nya. she's a good motivator. huebatt...orang eror yang satu ini.

saking seringnya dia share ttg temennya itu...aku jadi apa sama si nety temennya dari kecil...didik yang guru bahasa inggris...hendri dan hendra yang sering bikin aku rada keblinger klo dia cerita...sama....ah aku rada lupa.

aku sama dia udah tkenal jadi anak yang rada mboh tapi patut diperhitungkan. ehehhe...yo ndak mi??

dia itu...walaupun pemikirannya rada2 beda banget ma aku tapi bisa bikin aku pres eh fresh klo dah cerita.

ah...terlalu banyak diceritakan dari orang yang satu ini....

friends is always be friends ok....

DO'A

do'a seorang sahabat begitu berharga, apalagi banyak...

jilbabku...

hm...

kelas 3 smp pertama kali aku pake jilbab.

kemudian...berproses...

pertama kali masuk FBS...seseorang berkata padaku' "eh, aku pengin tanya, tapi jangan marah ya..."

"sejak kapan kamu pake 'ginian'?

hehehehe.....ginian ya?

"sejak kelas 3 smp" jawabku.

alasannya?

hm...seorang wanita muslimah masih bertanya untuk apa kita berjilbab. baiklah...satu proses yang bener2 terasa adalah ketika rasa malu itu semakin melekat. ketika pertama berjilbab, akan aneh dan malu sekali bila tiba2 kita tidak berjilbab. lama2.... rasakan saja.

isti

ok, we'll talk about ISTI.

isti temen baruku di kelas c. punya nasib yang sama. tergusur ke kelas d. kayanya ini ulah...ups...!!!

isti sama2 anggota flp (tapi yang Semarang). semangat gede banget pengin pindah ke jogja. kayanya keren sih nulisnya....aku g da apa2. ceileh...bukan pesimis lo..

inget isti jadi inget ukm di kampus. binun mo masuk mana. abis g boleh tll sibuk sih. g kaya waktu di smk yang aku bisa jelajah kegiatan ekstra plus organisasi di mana-mana sesuka hati. hh....pengin smk lagi (lhoh...)

ah jadi inget desti juga yang paling suka nganggep aku aneh. dan pertama kali tau aku rada 'hyperactive', gak kuat suruh dieeeemmm....tapi lihatlah desti saat aku jadi raja eh ratu diem. don't try to talk to me hehehe....

back to isti. dia ... aku juga blom tau banyak ttg dia. tapi aku kasih comment deh...aku ngerasa pengin nulis nulis nulis ...(lhoh...g nyambung).

semoga kita bisa saling dukung deh....

Friday, September 15, 2006

puasin deh...

luammaa...buanget rasanya gak menuangkan segala pikiran ke tulisan. capek. capek...

akhirnya kini kembali handa yang suka menulis dan membaca *(halah...). ayo dong...semangat. tenang...memang ada waktu untuk kita beristirahat dan melepas penat. now...bensin sudah penuh dan kita siap cabuuuuuuuuuuuttttttttttt..............!!!

aku kangen ke FLP. jadi anak kok suka bolosan...hehehe...

ok...tapi aku pengin absen temen2 baruku di c,

aku (?)
nana
dyah
ika
ayu
ririn
anggi
trismy
adiel
erwin
anwar
isti
metta
desti
arum
dan lain2 lupa....

kaya orang gak ada kerjaan aja. ah biarlah...tulislah apa yang ingin anda tulis katanya. IT'S TIME TO REFRESHING...!!!

kamu...

ok, ada sesuatu yang spesial yang ingin aku ceritain dari seorang temen bernama "kamu ini". sebenernya kami gak terlalu akrab2 banget dulunya. dia tu lucu...dikit polos...yo kaya gitulah...

suatu hari aku bawa "nikmatnya pacaran setelah pernikahan"-nya akh Salim A. Fillah. dari situlah mulai kita banyak ngobrol...dan ternyata...she's so funny. gak bisa ditebak bener. aku gak nyangka. aku pikir dia cuman doyan baca novel ato ... ya... just for pleasure aja. tapi ternyata dia suka juga buku-buku kaya "tarbiyah rukhiyah" dan teman-temannya.

sehari pengumuman UAN. aku ngobrol bareng dia. dan dia bilang mo ke Malaysia. so pasti lah aku ikut bahagia. tapi, ada masalah yang dia hadepi terkait masalah barang-barang klenik dan segala macem jimat, ritual yang harus dia jalani atas titah ortunya. ribeeetttt banget.

hari yang berkesan, aku habisin a half of day sama dia di Masjid Kampus UGM. aneh ya...kaya tempat wisata aja. tapi ya...udahlah. yang penting all is ok. abis itu...alhamdulillah semua selesai. itu dia terakhir kali aku ketemu dia sebelum pergi....

akhirnya selesai juga. alhamdulillah semua dia lepaskan dan dia pergi dengan tenang....(ke malaysia lho!!)

hm....
silent...
sedih...
sepi yah....

lama gak bertandang

alhamdulillah, setelah lama gak keliatan batang idungnya, si Handa balik lagi. capek bkelana mengingat username and password.

handa yang semakin dewasa, udah lewatin buanyak cerita tanpa berbagi di blogger. insya Allah after this, we will start again.

cerita....

ok, alhamdulillah handa lulus dengan nilai yang ... gak bagus2 banget tapi udah lebih dari harapan. so, itu adalah anugerah yang gedhe buanget buat handa. rencana2 sih mau minimal 24. 24 itu udah...tapi ternyata hasilnya 26. subhanallah...thank you Allah.

trus...karena gempa kmr rumah rusak. gpp...bangkit. gara2 itu pula kemarin sempat ilang cita2 mo kuliah. tapi akhirnya di detik2 terakhir handa bangkit lagi. kenapa musti putus asa? klo semua orang kaya handa, yogya ancur dong!!

sekuat tenaga handa coba ikut spmb setelah melepas untuk gak ikut pbud. alhamdulillah...alhamdulillahi Robbil 'alamiin...anugerah Allah akhirnya di detik2 akhir handa dapet restu n bisa lanjut.

dug...dug...dug...keterima gak yah.....
wha.....subhanallah...sujud syukur handa ketrima di pbi (pendidikan bahasa inggris) UNY. hm...hm....

thanks 4 all. buat handa itu dah keajaiban bgt klo inget keadaan handa. buaaannnyakkkk banget yang dukung. thanks all...

sepi...kehilangan temen yang pada ke Malaysia. tapi gak papa. usaha tetep usaha...toh temen baru juga banyak. c'mon handa...

Sunday, April 02, 2006

mungkin lebih arif...

mungkin lebih arif kalau aku cerita tentang bapakku. entah kenapa...setiap nulis penginnya nyebut Ayah. bukan apa2, cuman biar rada beda aja. kan beda sma Bapak yang udah handa pake buat whoever, bapak2 yang handa temui.
mm...pengin banget cerita ttg beliau. ttg semua...wah banyak banget.
mulai dari phobia...ampe jatuh cinta sama beliau.
ya, kalo pak parlin bilang, ayah itu....pertama jadi hero...selanjutnya musuh...
tapi nggak buat aku. ayah itu...pertama musuh. selanjutnya hero...selanjutnya...pacarku. hauuuaahhaahha....
aku mulai jatuh cinta waktu bapak nganterin aku puter2 jalan gejayan, ugm, sampe mana2 pokoknya buat nyari jenis2 kertas. huaaaaaaaaaah....rasanya pengin nangis bener...udah malem mana musti dikumpulin besok...!!!
dasarnya aku nggak pengin skul di SMEA, jadi makin kuat pengin kluar! kluar! kluar! jadi pengin marah2...pengin mutung!!!
tapi malem itu, bapak nganterin aku nyari jenis2 kertas. semua fotokopian sepanjang jalan gejayan, sampe yang nylempit2 sekalipun didatengin, bhenti, aku suruh nanya. aku inget, waktu itu aku udah pegel...ada bintang gedhe banget yang katanya planet mars yang lagi deket2an sama bumi.
aku ampe pusing, laper, hiks...malang...tapi bapak tetep semangat!! semangat!! semangat!!
sampe aku udah males2an...sampe akhirnya jam 9 baru pulang.
aku udah nyerah. aku udah nggak mau turun lagi di fotokopian selanjutnya. tapi bapak masih semangat (padahal aku tau bliau gak kalah capek sama aku).
"Ayo...satu lagi."
di tempat selanjutnya...
"Ayo...yang terakhir..."
aku hampir nangis waktu itu...
terharu...ples...nggak tahan pengin keluar pindah skul...
dan dengan bantuan bapak...aku dapet 8. wih...makacin babe...
tapi tugas selanjutnya dan hanya sehari buat nyari...jenis2 amplop. huh...dari 21 jenis amplop aku baru dapet 5. sore itu, belum pulang dan belum makan, aku sama temen2 pergi ke kantor pos gedhe (besar maksudnya) di malioboro. udah jauh2...capek2...laper...ternyata gak ada. aku cuman dapet 1 dan temenku dapet 2. pulang dari sana, nggak peduli laper, haus, nggak peduli apa deh...aku minta bapakku tcayang buat nganterin nyari lagi. dan sama bapakku,,,,puter2 lagi, gejayan, ugm, jalan solo, jakal...kencan malem...hiks hiks...
dan akhirnya ...malem itu, aku baru dapet 10 jenis amplop.
"emang harus ada semua ya?"
"iya, padahal aku aja belum pernah liat bentuknya kaya mana."
"klo nggak lengkap gimana?"
"ya...nilainya kurang."
akhirnya bapak semangat lagi...
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!! aku pengin nangis sekeras2nya....
akhirnya aku nyerah dan cuman dapet 10 amplop. bapak juga kecewa. tapi mo gmn lagi..emang nggak ada...
bapak tau aku kelaperan dan ngajak aku makan sebelum pulang. tapi aku bener2 nggak selera. nggak selera sama sekali...
sepulangnya, aku langsung nuju kamar, sibuk sama tugasku. amplop yang ada aku potong2 dan aku bikin amplop sendiri. "kalau nggak mau nerima, gurunya nyari sendiri...(hehe...)"
aku selesai. masih kurang 2 amplop. emang nggak bisa dibikin. aku liat jam. HAH??? jam 3 pagi???
uwwhh...aku musti cepet2 tidur.
paginya...aku liat Lilik ada di gerbang. aduh...pagi2 udah nyari gebetan. Lilik nyuruh aku duduk sama dia.
"gimana? udah semua amplopnya?"
"masih kurang dua"
"apa?"
"window sama X-ray"
"yang window minta aja sama Ninik."
"beneran?"
"hooh"
waaa...alhamdulillah. aku ke kelas n bener aja, semua bisa kompromi. tapi aku tetep kurang satu. ya udah deh...aku (dan bapakku) udah usaha sekeras tenaga.
waktu hasil dikumpul n dibagi lagi...aku dapet 8 lagi...padahal kurang satu. ternyata temen2 lain banyak yang belum dapet. uuuuuhh...great!! thank's Dad!!
***
hm...aku masih inget...waktu kecil aku suka banget mainan sampe ketiduran di kursi panjang ruang tamu. aku paling suka bapak dateng dan gendong aku. sebenernya aku bangun sih...tapi males melek. aku pengin ada di gendongannya lebih lama. aku takut, kalau bangun aku bakal di suruh jalan sendiri. di gendongan bapak tuh anget...
dan aku paling nggak suka kalau bapak udah nurunin aku. aku tetep merem aja. kalau bapak udah pergi, aku akan bangun dan lari2an lagi...hihihi...
aku juga inget dulu. bapak motong rambutku sebulan sekali. pasti dipotoongnya gitu2...aja. kaya cowok, sampe awaktu itu, aku musti lari2an sama bapak karena nggak mau dipotong. hh...indah ya...
aku masih punya buaaaaaaaannnyyyyaakkkk cerita ttg beliau. beliau...orang pertama yang bikin aku nangis waktu cerita soal dia. bener2 orang pertama. d an waktu itu aku sadar...aku jatuh cinta sama beliau. nggak peduli mo dibilang apa....anak papi kek...luweh!!

hari ini.....cukup menyebalkan

yah...hari ini cukup menyebalkan. ada banyaaaaak banget ide. tapi cekak gara2 kepepet pepet pepet....!!!
lagi gak mut...mood...mood...
aku kemaren abis buka file lama. aku jadi keinget sama cerpenku buat David (kingkong di alam mimpinya Amay). pengin bikin itu jadi noveeeeeeeeeel...tapi gimana caranya?
rasanya sekarang aku nggak pernah post hasil karyaku lagi...sepi...suntuk...suntuk...sepi...
HHOIAIOWWWWWWWWWWW!!!

Friday, March 31, 2006

udah lama....

waduh...udah lama banget nggak nulis di sini. di rumah sendiri. kangen juga rupanya. sekarang mo nulis tentang apa yah...
oh yah...tadi siang aku abis debat sama Ismi. Dia tuh yah...suka dilarang-larang sama babenya. katanya sih babenya kolot molot alias kolot banget. aku ngerti sih. mungkin dia ngerasa terlalu dikekang. tapi, aku berusaha ngeliat babenya juga. mungkin dia cuman pengin nunjukkin kasih sayang sama Si Ismi tapi, mungkin caranya nggak sesuai sama yang dipenginin Ismi.
aku bilang sama Ismi, "jangan pernah berharap orang akan mengerti kamu sebelum kamu bisa mengerti orang lain." aku bilang kaya gitu karena aku baru aja ngerasain dari cerita aku sama bapakku. selama ini, aku selalu pengin biar ortuku, semua orang ngertiin aku. padahal, sebenernya setelah ditimbang2. ternyata aku yang belum ngertiin mereka.
sayangnya ismi rada keras kepala ples egois (tapi justru itu yang bikin kita langgeng). dia nggak mau ngertiin orang lain. maunya orla yang ngertiin dia. gengsi katanya. hufh...

Monday, February 20, 2006

i'm fallin' in lop

ehm...ehm...buat februari...
sebenernya nggak cuman februari aja sih.
setiap hari aku pengin bilang.
tapi dari pada februariku kosong di blogger...aku bilang klo i'm fallin' in love.
i hope more than it.
nggak sekedar i'm fallin' in love aja tapi....i love UUUUUUUUUUU...so much.
syukur ya...aku masih bisa nikmatin masa2 muda yang indah n nggak cuman asal berasa muda.
bisa lebih bguna kan lebih enak.
harapanku...moga aku bisa btahan untuk tetep jatuh cinta...just for Him. The Almighty....

Saturday, January 21, 2006

AKU LAGI

Aku mulai tahu, Allah itu bener2 sayang sama kita semua. Beneran lo...bukan kata2 anak kecil doang itu mah. selama ini apa sih yang nggak dia kasih buat kita? kita yang suka celelekan dan nyepelein Dia aja masih dikasih hidup. belom lagi kita minta ini minta itu. minta tolong, minta duit, minta seneng...cih banyak bgt pmintaan manusia mah.
Allah yang Maha Segala-galanya tuh emang baiiiiiiiiiiiik bgt. coba yah...kita tetep aja dikasih sama Dia semua yang kita minta. dan tentunya klo nggak dikabulin juga buat kebaikan kita. tul gak? sayangnya gak banyak dari kita yang suka bsyukur. penginnya kurang aja....

Tuesday, January 10, 2006

Horor itu...


“Asni, tahu nggak? Sekolah kita ini angker lho.” kata Sita padaku suatu hari.
“Memangnya…angker apaan sih? Nama penyakit yah? Angker ulit, angker otak, angker andungan…” kataku menggodanya.
“Itu sih Kanker. Serius dong.” kataku sewot, “Kemarin kan Eva anak kelas 2 Koperasi itu, kerasukan.” sambungnya dengan nada penuh kesungguhan. Mau tak mau aku pun harus ikut bersungguh-sungguh. Apalagi setelah mendengar apa yang baru saja dikatakannya.
“Ah…yang bener? Kapan?” tanyaku serius, sambil mendekat padanya.
“Kemarin abis pulang sekolah. Jadi kamu bener-bener nggak tahu yah?” tanyanya padaku. Aku hanya menggelengkan kepala dan terus memfokuskan diri padanya, “Emang gimana ceritanya?” tanyaku kemudian.
“Ceritanya kemarin Eva berangkat ke sekolah pagi banget. Waktu belum ada banyak orang gitu deh. Kira-kira jam 6.” katanya mengawali cerita.
“Terus?” tanyaku sambil mengernyitkan dahi tak sabar.
“Jadi, waktu itu kan masih sepi banget. Baru ada dia sendiri. Terus, dia nggak jalan lewat pintu barat kaya biasanya. Dia milih lewat pintu timur.” katanya kembali bercerita.
“Kenapa?”
“Nggak tahu juga sih.”
Dia baru saja akan membuka mulut untuk melanjutkan ceritanya saat tiba-tiba aku teringat sesuatu dan segera menyelanya.
“Stop…stop…! By the way, itu berarti dia lewat depan kelas kita dong?” tanyaku makin penasaran.
“Iya. Terus katanya waktu lewat depan kelas ini, suasananya jadi mistis. Ada bau wangi terus tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri.”
“Terus…terus…” aku mulai antusias.
“Mmm…dia kan punya six sense, waktu dia lewat tepat di depan pintu kelas, dia lihat ada cewek seumuran kita pakai baju seragam lengkap and senyum ke dia.” katanya sambil mendekapkan tangan pada badannya sendiri, “Ih serem deh.” lanjutnya.
“Ah…mungkin itu cuman temen kita saja.” kataku mencoba menyangkal.
“Katanya sih bukan. Soalnya…” kata Sita sambil menggerakkan matanya ke seluruh bagian ruang kelas, “Kakinya melayang.” lanjutnya.
Aku mulai ketakutan. Kuputarkan pandangan mataku ke seluruh ruang kelas. Ruangan yang awalnya biasa-biasa saja, kini terasa begitu mistis. Aku mulai terbayang-bayang pada acara televisi yang belakangan ini mulai latah dengan tema-tema horor. Dalam bayanganku gambar presiden dan wakil presiden tiba-tiba mengeluarkan darah, wayang Arjuna yang tergantung di dinding tiba-tiba menjadi monster yang menyeringai dan melayang ke arahku, semua hiasan yang tergantung tiba-tiba bergerak dan terjatuh. Aku dan Sita terdiam. Pandangan mata kami bertemu. Aku segera beranjak dari tempat dudukku, begitu pula Sita. Kami segera berlari keluar kelas. Ketakutan.
Ya, waktu itu kami sedang duduk berdua di kelas. Kompleks utama sekolahku telah sepi. Seluruh kegiatan ekstrakurikuler telah berakhir dan semua siswa telah kembali ke rumahnya masing-masing. Begitupula teman-teman yang baru saja mengikuti ekstrakulikuler bola volley. Pak Yadi, penjaga sekolah sekaligus ‘Pak Kantin’ kami yang biasanya mondar-mandir telah selesai mengerjakan tugasnya. Beliau telah mengambil semua gelas dan minuman serta mengunci semua ruangan penting. Di dekat masjid masih ada beberapa orang bermain tenis. Sayang tempat itu jauh dari kelas kami. Suasana sepanjang koridor benar-benar sepi hingga derap langkah kami terdengar begitu jelas.
Kami memutuskan untuk mengobrol di depan pintu gerbang timur yang biasa dipakai para siswa atau orang-orang lewat menunggu jemputan. Sambil menunggu kami memutuskan untuk melanjutkan cerita kami yang terputus.
Dari cerita Sita aku tahu kemarin Eva sempat berteriak-teriak di ruang UKS. Hanya anak-anak yang mengikuti Tonti (pleton inti) saja yang mengetahuinya.
Masih dari cerita Sita, Eva kerasukan hantu cewek penghuni kelasku. Mungkin hantu itulah yang dilihatnya pagi hari sebelum ia kerasukan. Konon, dia hantu salah satu siswa sekolah kami yang mati tertabrak bus besar di daerah Prambanan beberapa tahun silam. Naas memang, Dia belum sempat pergi ke sekolah. Sebelum dia sempat mendapatkan bus yang biasa mengantarnya, bus besar terlebih dahulu merenggut nyawanya. Konon, arwahnyalah yang kemudian datang ke sekolah dan mendiami kelasku, yang dulu kelasnya juga. Cerita ini juga pernah kudengar dari sepupuku yang dulu bersekolah di sana.
Kelasku terletak di sebelah timur, bersebelahan dengan deretan ruang kelas 2 yang lain. Koridor kelasku tidak sama dengan kelas-kelas yang lain. Bagian depan yang menghadap ke selatan tertutup oleh kamar mandi yang menghadap ke barat. Ada pintu yang mengarah ke koridor panjang antara kelas dan kamar mandi itu. Bagian kiri kelasku sama saja keadaannya. Cahaya matahari tak dapat masuk karena terhalangi bangunan laboratorium komputer dan laboratorium sekretaris. Kelas kami makin terkenal sebagai kelas tergelap. Hal itu menambah kesan angker dan sangar kelas kami. Apalagi dibarengi dengan isu hantu cewek yang menghuni kelas itu.
Isu seputar hantu itu nampaknya telah menyebar di sekolah kami. Bahkan guru kami pun telah menceritakannya pada kami, tepatnya saat beliau melihat teman kami yang melamun saat beliau mengucapkan salam. Entah cerita itu adalah sebuah kenyataan atau hanya intermezo-nya belaka, agar kami terbiasa menjawab salam. Yang jelas isu itu semakin santer saja.
Sebenarnya, bukan hanya kelas kami yang terkenal angker. Mungkin seantero sekolah kami memang angker. Sepupuku pernah bercerita begini. Suatu saat, ROHIS akan mengadakan acara peringatan hari besar agama. Mereka menginap di sekolah selama semalam untuk menyiapkan dekorasi panggungnya. Salah seorang anggota duduk mendengarkan siaran radio saat anggota yang lain sibuk menata dan menempel huruf pada background aula. Tepat pukul 24.10 radio tiba-tiba saja off. Tak selang berapa lama, radio itu on lagi. Off…on…begitulah yang terjadi berulang-ulang hingga anggota itu lari ketakutan.
Pernah juga saudaraku itu bercerita tentang hantu yang menghuni pohon besar di pinggir lapangan olahraga, di ujung barat sekolah kami. Konon hantu itu berasal dari sebuah pohon beringin besar di perempatan dusun dekat sekolah kami. Ternyata…hantu juga bisa pindahan to?
***
Suatu hari aku berkenalan dengan seorang teman yang biasa bermain bulutangkis di sekolah pada malam hari. Namanya Ahmad. Dia dan teman-temannya harus menyewa ruang untuk dapat bermain di sana. Suatu hari…
“Asni, tahu nggak?”
“Tentang apa?”
“Sekolahmu itu ada hantunya lho.” katanya. Aduh…lagi-lagi soal hantu.
“Itu lho, di kamar mandi sebelah timur lapangan.”
Darinya kudengar bahwa salah satu temannya pernah melihat penampakan di sana. Ih…serem!!
Awalnya kupikir kamar mandi di sebelah timur lapangan bola basket yang dimaksudkan olehnya. Padahal, setahuku kamar mandi itu justru paling ‘aman’. Aku pun mulai berpikir tentang kamar mandi di pojok barat-selatan. Kamar mandi itu memang berada di sebelah timur lapangan badminton. Maklumlah, kami tidak pernah menyebutnya sebagai lapangan badminton. Sebenarnya ruangan itu adalah sebuah aula terbuka yang multifungsi.
Kamar mandi di sebelah timur lapangan itu memang gelap, lembab dan menakutkan. Ah… bukan hanya kamar mandi itu yang menakutkan. Semua kamar mandi di sekolahku memang menakutkan. Jumlah keseluruhan kamar mandi di sekolahku ada empat blok. Tiga blok ada di lantai bawah dan satu blok di lantai atas. Kalau ditanya jumlah biliknya, aku tak mau pusing-pusing menghitungnya. Yang jelas, tempat-tempat itu memang dianggap angker oleh warga sekolah kami. Wajar saja, bukannya kamar mandi itu memang rumah setan?
Aku sendiri tidak mau ambil pusing dengan hal itu. Kata Ayah, setan itu ada di mana-mana. Kalau kita tidak mengusiknya, untuk apa mereka mengusik kita? Jadi intinya…toleransi antara manusia dengan hantu gitu deh (hehehe…). Walaupun begitu, aku tidak menampik keyakinan bahwa mereka ada. Selama ini aku sendiri punya pengalaman dengan yang namanya hantu. Tapi cerita itu hanya kusimpan sendiri sebagai bumbu dari masa kecilku. Mungkin suatu saat aku juga bisa menuliskannya dalam bentuk cerita.
Aku tak mau terlalu mendramatisir kejadian itu hingga membuatku ketakutan. Begitu pula saat teman-temanku tak berani menyambangi kamar mandi di pojok barat lantai atas, kubuktikan bahwa tak ada apa-apa di sana. Kumasuki ruangan itu sendirian dan aku pun masih utuh sampai sekarang. Bukannya sok berani, aku hanya ingin menunjukkan bahwa bukan mereka yang perlu ditakuti, tapi Tuhan yang telah menciptakan mereka.
Suatu sore aku mengikuti Persami
1 di sekolah. Antrian untuk mandi panjang sekali. Aku yang biasa mandi di kamar mandi guru, akhirnya harus memilih kamar mandi di pojok atas itu. Saat aku baru saja datang ke sana, tiba-tiba…
”Asni, aku takut banget,” kata seorang teman dari kelas lain yang aku sendiri lupa namanya.
“Emang kenapa?” tanyaku padanya.
“Masa’ tadi krannya hidup sendiri.” katanya mulai ketakutan.
“Ah…kendho
2 kali.”
“Nggak! Coba deh periksa.” katanya masih terlihat cemas.
Kubuka pintu bilik itu. Tak setetespun air keluar dari kran. Lalu aku pun mandi di sana dan tak terjadi apa-apa padaku.
“Ah…horor itu cuman mimpi.” kataku kemudian sambil melihatnya berlalu.
Lain lagi cerita yang dialami Bu Nanik, salah seorang guru di sekolahku. Tapi, ini pun hanya cerita temanku. Katanya, beliau pernah terkunci di kamar mandi guru selama ± 2 jam dan tak seorang pun mendengar teriakkannya. Entah kenapa. Pintu kamar mandi baru terbuka dengan sendirinya setelah beliau pingsan. Kejadian apa yang terjadi di dalam kamar mandi, sampai sekarang tak ada seorang pun yang tahu.
***
Kini aku sedang duduk di depan mesin ketik manual di laboratorium mengetik. Aku memanfaatkan dua jam mata diklat mengetikku untuk mengerjakan Art Typing. Aku mencoba membuat gambar dua orang sedang bermain basket dengan mesin ketik itu.
TING…TONG…!!!
Bel 3 × tanda waktu pulang berbunyi. Aku segera menyelesaikan pekerjaanku, mengembalikan mesin ketik dan kursi pada posisi semula yang rapi. Lalu aku berlari menuruni tangga menuju kelasku, dan bergegas pulang. Tak sampai setengah jam, aku kembali ke sekolah sambil membawa baju ganti dan alat-alat dekorasi. Di lobby, kulihat Shifa dan Deka telah berkumpul bersama teman-teman lainnya. Kami segera bekerja membuat huruf dan hiasan yang akan ditempelkan pada background aula. Persiapan ini kami lakukan untuk menyambut para pelajar dari Australia yang akan bertukar kebudayaan dengan Indonesia.
Pukul 21.00 kami telah berkumpul di aula. Kami mulai menempelkan huruf-huruf dengan rapi serta memasang berbagai hiasan. Tepat pukul 23.15 kami dapat menyelesaikan pekerjaan itu. Dengan segera kami terkapar di masjid karena kelelahan.
Jam menunjukkan pukul 00.15. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Oh my God! Novel ‘Gadis Jakarta’ karya Najib Kaelani-ku tertinggal di aula. Padahal…novel itu hanya capjam alias cap pinjaman. Akhirnya, kuputuskan untuk mengambilnya.
“Asni mau kemana?” tanya Deka mengagetkanku.
“Mau ke aula. Ambil buku, ketinggalan.” jawabku. Deka menggeliat sebentar, duduk dan mengucek-ucek matanya.
“Mau diantar nggak?” tanyanya sambil menguap.
“Nggak usah deh, makasih.” kataku sok gentle. Padahal sebenarnya aku takut juga.
Deka kembali berbaring dan aku pun beranjak menuju aula. Sampai di sana kudapati buku itu ada di mimbar kecil yang biasa dipakai untuk memberikan sambutan. Segera kuambil buku itu.
Tiba-tiba saja aku teringat cerita Ahmad tentang penampakan yang dilihat temannya di kamar mandi. Kuarahkan pandanganku ke kamar mandi itu. Gelap.
GRKKK!!!
Bulu kudukku tiba-tiba berdiri. Aku segera teringat hantu yang merasuki tubuh Eva. Kulangkahkan kakiku meninggalkan aula, kembali menuju masjid. Saat melewati lapangan basket…
DUK…DUK…DUK…!!!
Kulihat dua orang perempuan bermain basket. Seorang men-drouble bola dan yang lain mencoba merebutnya.
“Aneh…” pikirku,” lewat jam 12 malem masih ada yang main basket?”
Kukucek mata dan kulihat lagi. Mereka masih ada di tengah lapangan. Salah seorang melihat dan berlari ke arahku. Jantungku berdetak tak menentu.
“Ayo gabung.” katanya seraya meraih tanganku, lalu menarikku ke tengah lapangan. Aku tak sempat menolak.
Kini aku telah berdiri di depan ring,di tempat ‘tembakan 3 angka’, bersama kedua perempuan itu. Seorang dari mereka melemparkan bola yang dipegangnya padaku. Aku pun men-drouble bola itu. Mereka mencoba merebutnya dariku.
Kami asyik sekali malam itu, hingga aku tak memikirkan lagi keganjalan-keganjalan yang terjadi di lapangan. Lampu yang menerangi lapangan itu…tak mungkin mereka pasang hanya dalam beberapa menit, selama aku berada di aula. Apalagi memikirkan tentang permainan bola basket yang kulakukan hingga hampir jam 2 malam itu. Aku tak peduli lagi. Aku terlena dengan permainan seru kami.
Kedua perempuan itu terus mencoba merebut bola dariku. Kulakukan pivot agar mereka tidak bisa merebutnya dariku. Lalu aku drouble bola menuju ring basket. Kuakhiri langkahku dengan lay up dan bola pun memasuki ring dengan indah.
POK…POK…POK…!!!
Suara tepuk tangan menggema di lapangan. Aku berdiri terpaku tak percaya. Jantungku berdetak kencang sekali. Keadaan yang tadinya terang kini kembali gelap. Lampu-lampu yang meneranginya beberapa waktu yang lalu telah hilang. Begitu pula kedua perempuan yang bermain basket bersamaku.
DUK…DUK…DUK…!!!
Kini aku berdiri membelakangi ring basket. Bola basket yang berhasil kumasukan ke dalamnya kini masih memantul setelah berbenturan dengan lantai. Aku masih terpaku dan terpana. Jantungku berdetak semakin cepat. Keringat dingin bercucuran, bukan karena aku baru saja berolahraga, namun karena aku ketakutan setengah mati.
Kulihat…mungkin 20, 40, 80…jumlah sosok tubuh di pinggir lapangan itu terus bertambah. Pakaian mereka serba putih dan….tak ada wajah. Aku yakin sekali. Walaupun hari itu gelap sekali, tapi aku benar-benar yakin bahwa tak ada wajah…mungkin bukan wajah. Lebih tepatnya tak ada hidung… mulut… mata dan bagian apapun di kulit yang putih seputih kapas itu. Dan aku semakin ketakutan saat melihat kaki mereka yang tak menyentuh tanah. Persis seperti cerita Sita tentang hantu yang dilihat Eva. Kain putih yang menutupi kaki itu hanya melayang, sedikit sekali menyentuh tanah. Mereka terus bertepuk tangan dan tertawa. Kukucek mataku. Aku benar-benar tak melihat ada mulut pada tubuh mereka. Namun…suara tawa mereka terdengar sangat jelas.
Tiba-tiba saja muncul dua titik cahaya di kulit (tempat wajah mereka seharusnya) itu. Cahaya itu berwarna merah menyala. Satu persatu dari mereka mulai bergerak mendekatiku. Mereka terus mendekat dan berputar mengelilingiku. Aku semakin ketakutan. Mereka terus menghimpit dan membuatku sesak. Aku benar-benar ketakutan. Lalu semua gelap. Aku tak tahu apa-apa lagi.
***
“Asni…Asni…kamu kenapa?”
Aku pun tergagap, terbangun dari tidurku. Aku terpana melihat Sita masih duduk di depanku.
“Kamu kenapa sih? Sok alim banget. Tidur saja pake baca ayat Qursy segala. Lagian….tega banget sih, aku kan lagi cerita. Malah ditinggal tidur lagi!”
Sita masih saja memarahiku, sedangkan aku sibuk dengan syukurku. Untung horor itu benar-benar hanya mimpi.
Jogjakarta, 20 Maret 2005
Hand_shaoran
1 Perkemahan Sabtu-Minggu
2 tidak kencang

Ayah...


Punya empat orang anak perempuan tentu menjadi suatu anugerah, sekaligus beban berat buat Ayah. Kenapa? Karena itu berarti ayah harus menanggung enam orang perempuan di rumah. Ibuku, aku, ketiga kakakku dan Simbahku. Tahu sendiri kan? Yang namanya perempuan itu musti dijaga baik-baik agar menjadi baik. Istilahnya, perempuan itu terbuat dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. Jadi, musti diluruskan dengan sangat hati-hati. Terlalu dipaksa akan patah, namun jika dibiarkan akan terus bengkok. Itu mungkin yang menjadi beban bagi Ayah.
Mungkin, beban berat itu juga yang membuat Ayah bersikap sangat protektif pada kami (baca:aku). Maka tak ada satu pun dari kami yang bisa memanjat pohon (padahal tak sedikit pula teman-teman sesama cewek yang pandai memanjat pohon waktu itu). Aku sendiri baru bisa naik sepeda setelah berada di kelas 3 sekolah dasar. Padahal teman-temanku yang lain sudah pandai bersepeda sejak masih berada di bangku taman kanak-kanak. Untuk bisa menaikinya hingga jalan raya pun, aku musti menunggu hingga SMP. Apalagi setelah aku bisa naik motor. Untuk bisa naik motor ke jalan raya aku musti mencuri-curi kesempatan saat Ayah tidak mengetahuinya.
Bisa dibilang Ayah adalah musuh masa kecilk. Yup! Dia sangat keras terhadap kami (aku). Mungkin karena aku adalah anak paling nakal di antara saudara-saudaraku. Aku punya pikiran paling kritis yang kadang justru membahayakan diriku sendiri. Maka, saat masih kecil kata “aku benci ayah” sering kutuliskan di dalam kertas dengan huruf yang masih lugu dan berantakan.
Saat mendengar aku menangis, Ayah akan sangat marah. Semakin keras aku menangis, semakin marah ia. Mungkin ini karena naluri kelaki-lakian Ayah yang benci terhadap kata lemah. Atau mungkin Ayah ingin kami semua menjadi wanita yang kuat dan tidak mudah dilecehkan, mampu membela diri kami sendiri. Entahlah, yang pasti aku yakin Ayah punya tujuan yang baik pada kami. Walaupun aku membencinya.
Saat memasuki masa awal akhil baligh, aku mulai menemukan Ayahku yang sesungguhnya. Ternyata dia adalah seorang lelaki lemah lembut yang sangat sangat menyayangi kami. Semua yang Ayah lakukan adalah usaha untuk mendidik kami. Aku tidak mau membenarkan tindakan Ayah karena hal itu memberikan trauma tersendiri bagiku. Tapi, aku tak juga mau menyalahkan Ayah. Aku masih beruntung karena Ayah hanya bertindak seperti itu saat aku masih kecil.

Coba lihat tetanggaku. Saat masih kecil dia dimanja-manja orang tuanya. Baru setelah dia masuk SMP dia dikerasi oleh Ayahnya. Itu lebih memalukan bukan? Seorang anak yang sudah SMP masih harus dipukul oleh orang tuanya. Dan dampaknya akan tampak lebih jelas lagi. Akan ada semacam pemberontakan nyata pada orang tua. Padahal pada usia itulah kami, anak-anak usia itu memerlukan kasih saying yang lebih besar pada kami.

Aku merindukan sosok Ayah. Yang diantara kekerasannya ada sisi lembut seorang wanita dalam dirinya. Bukan banci lo…Ayahku laki-laki tulen. Kadang Ayah suka menyisir atau mengucir rambut kami. Mendandani kami, dan lain-lain.

ATM Kondom

BENARKAH AKAN MENYELESAIKAN MASALAH

Sekitar setengah tahun yang lalu, ada beberapa mahasiswa masuk ke sebuah PTS di Yogyakarta. Dengan penuh percaya diri mereka mengaku sedang mengampanyekan penggunaan kondom sebagai salah satu langkah mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Sayangnya, ada satu kesalahan fatal yang mereka lakukan, dimana mereka menekankan pencegahan HIV/AIDS dengan menyerukan safe sex. Sebenarnya hal ini tidak terlalu menjadi masalah apabila dilakukan dengan cara yang benar. Sayangnya, cara yang dilakukan dengan mengusung spanduk ke kampus-kampus –tempat menuntut ilmu, dimana sebagian besar populasinya masih lajang.

Cara itu terkesan akan menimbulkan masalah baru. Bagaimana tidak? Safe sex bagi remaja tidak mustahil disalahartikan sebagai penghalalan hubungan sex pra pernikahan alias sex bebas.

Peristiwa tersebut hanya segelintir kisah nyata yang terjadi di lingkungan kita, namun luput dari perhatian kita. Setelah enam bulan berlalu, kini muncul fenomena baru yang justru lebih transparan karena dilakukan oleh pemerintah, yaitu ATM kondom.

Mesin penjual kondom ini dijadikan alternatif bagi pemerintah untuk mempermudah masyarakat memperoleh alat kontrasepsi, selain juga untuk menekan angka penularan HIV/AIDS melalui hubungan pernikahan. Hal ini sedikitnya tidak jauh berbeda dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.

Permasalahan ATM kondom menimbulkan kontroversi masyarakat. Hal ini dirasa hanya akan menimbulkan masalah baru. Bagaimana seandainya alat ini akhirnya disalahgunakan? Begitulah kira-kira pikiran yang muncul dalam benak mereka. Selain pasangan suami-istri yang dimudahkan dalam mencari alat kontrasepsi berupa kondom, bukankah anak muda termasuk pelajar dan mahasiswa juga lebih mudah pula mendapatkannya? Bisa jadi, mereka yang dulunya masih takut-takut untuk melakukan hubungan sex pra nikah kini menjadi ‘lebih berani’ karena merasa dilegalkan. Bagaimana seandainya mereka kemudian berpikir, “Kalau ATM kondom dilegalkan, bisa jadi sex before married is also legal.”?

Hal ini bukan tidak mungkin bakal terjadi mengingat banyaknya remaja yang berpikir, adanya peraturan adalah untuk dilanggar. Bukankah maraknya kasus remaja saat ini tidak lepas pula dari hal tersebut. Apalagi, kondom bukanlah suatu jaminan untuk tidak terjadi kehamilan. Apabila pelegalan ATM kondom ini benar-benar menyebabkan maraknya sex bebas, selain moral anak bangsa dipertaruhkan, bisa pula terjadi peningkatan angka kehamilan di luar pernikahan, ketidakjelasan nasab, dan aborsi. Siapkah kita dengan resiko ini? Jika resiko lebih besar daripada manfaat yang bisa diberikan, kenapa musti kita lakukan?

Anak Angkat By: handy


Kenapa mesti sendiri? Apa memang aku diciptakan untuk sendiri? Kesendirian telah terlalu mengintimiku. Sejak lahir aku telah sendiri. Tak pernah sekalipun kulihat wajah Ayah dan Ibu. Ayah meninggal beberapa bulan setelah kehamilan ibu. Ibu? Sejak kecil aku telah menjadi pembunuh. Aku telah membunuh ibu dengan ‘melahirkanku’. Di panti asuhan pun aku tetap sendiri. Aku tak mau seorang pun berbicara padaku atau menyentuhku. Hiperbolic memang. Tapi begitulah kenyataannya.
Aku tak mau selamanya hidup dalam kesendirian. Apalagi terisolasi. Sekali terisolasi di kamar mandi, hanya 3 jam. Namun selama itu aku sudah begitu tersiksa. Aku takut sendiri, walau pada kenyataannya aku memang selalu sendiri. Hidupku terisolasi bertahun-tahun ini.

Aku tak tahu apa yang menarik dari anak tak punya kawan sepertiku. Aku tak tahu mengapa Papa dan Mama memilihku menjadi anak angkat mereka. Mengapa bukan anak-anak lain yang lebih cantik, lucu, dan telah bergaya semanis mungkin? Mengapa justru aku? Tapi yang jelas mereka sangat baik padaku. Apapun yang kuinginkan selalu terpenuhi. Sekolah hingga perguruan tinggi yang tak pernah kubayangkan, kini benar-benar nyata.

Akhirnya semua berubah sejak Mama hamil. Itu anak pertama yang lama mereka dambakan. Ya, anak pertama. Bukan anak kedua seperti yang mereka katakan. Karena aku bukan anak Papa dan Mama. Karena aku hanya anak pungut dari panti asuhan. Bukan dari rahim Mama.


Silvia menjadi adik kesayanganku. Dia menyayangiku layaknya kakak kandung sendiri. Memang begitulah yang ia tahu. Mungkin ia tak pernah menyadari, atau justru tak mau menyadari perbedaan mencolok antara kami? Kulitnya kuning sedang aku sawo matang. Dia sipit, aku tidak. Dia berbau Cina, aku berbau Jawa. Apa ia tak pernah merasa aneh? Padahal orang lain saja selalu menanyakannya.
Di keluarga ini aku tak kurang kasih sayang. Semua menyayangiku. Tapi, hanya sendiri yang ada di otakku. Apalagi bila mengingat statusku. Aku akan semakin merasa sendiri. Sayangnya, aku selalu mengingatnya.


“Dasar anak kampung! Nggak tau terimakasih. Udah dijadiin keluarga malah ngelunjak.” Silvia menggerutu di depanku hari itu.

“Kenapa, Dik?” tanyaku padanya. Selama ini hanya Silvia yang dapat membantuku melupakan kesendirianku. Dia obat sendiriku. Karena aku sangat menyayanginya. Sangat!!

“Itu Si Nova. Udah ditolong, dihidupin, eh malah nggak tau terimakasih gitu. Pacar kakaknya diembat juga. Aku kan kasihan lihat Mbak Retno jadi patah hati kayak gitu.” katanya emosional.
“Dasar! Anak angkat aja belagu!”

CRASSHH….
Seperti ada kilat menyambarku tiba-tiba. Aku serasa tertampar. Anak angkat…
Adikku memang manja. Seperti anggapan orang tentang anak terakhir. Kekanak-kanakan, egois, mau menang sendiri, tapi… kadang ia begitu sosialis. Suka merajuk dan agak centil. Aku tak mampu menolak bila ia telah merayuku. Karena aku sangat mencintainya. Tapi, benarkah kata-kata itu keluar dari mulutnya? Begitu rendahkah pandangannya terhadap anak angkat? Apa aku salah jika aku juga seorang anak angkat?

“Sudahlah. Kenapa kamu jadi sewot? Memangnya pacar kamu yang direbut? Lagipula tindakannya itu kan tidak ada hubungannya dengan status dia sebagai anak angkat.” Aku mencoba menanggapi dengan tegar, agar terlihat biasa.

“Tentu saja ada. Kalau dia sadar ama statusnya, dia nggak bakal ngelakuin tindakan semacam itu. Pokoknya sekali anak angkat ya anak angkat. Nggak tau diri!”

Silvia masih terus menggerutu. Dan tanpa berkata apa-apa lagi, aku masuk ke kamar dan mengunci pintu. Aku menangis sepuas-puasnya. Ternyata, semua sudah harga mati untuk Silvia.


Malam itu Papa, Mama dan Silvia duduk di ruang tamu. Dengan sangat hati-hati Papa dan Mama menjelaskan statusku pada Silvia. Mereka menunjukkan kartu keluarga yang selalu rapi ‘disembunyikan’ darinya. Silvia tampak menitikkan airmata. Papa dan Mama meminta maaf karena tak memberitahukan hal itu sejak awal.

“Silvia sayang sama Mbak. Siapapun dia, Silvia sayang dia, Pa. Dia kakakku, Ma.” Semua menangis. Lalu hening.

“Pa, Mbak Shinta…!!” teriak Silvia tiba-tiba. Panik. Seharian aku tak keluar kamar. Silvia tentu teringat makiannya pada Novi di depanku.
Pintu digedor kuat. Tak ada sahutan. Papa mendobraknya.
“SHINTA…!!!”

Aku menangis di sudut kamar. Aku menyesal. Mengapa kuakhiri hidupku begitu cepat? Ternyata mereka sangat tulus mencintaiku. Harusnya aku tahu bahwa Tuhan ada. Menemaniku. Hingga dia memberikan keluarga ini untukku. Ah…terlanjur kuakhiri hidupku.

Yogyakarta, 25 Juli 2005

Monday, January 02, 2006

aku

emang aku udah lebih dewasa??