Monday, July 23, 2007

Soal Nama SH Yani

Bukan bermaksud menyaingi NH Dini J, ini usul seorang teman saja. Katanya, mbok sekarang buat nama pena dulu buat nyicil (hehe…). Usulnya, esha yani saja. Wew…takut orang salah persepsi terhadap kata ‘esha’…akhirnya terpilihlah SH Yani biar jelas. Lagipula termasuk juga untuk mengembalikan panggilan Yani karena lebih banyak yang memanggil Handa (dan sering ditanya, kok seperti merk motor?).

Bagaimana kau memanggilku?

Sejak pertama kali punya nama, aku dipanggil ‘Yani’ oleh orang tua dan keluarga. Setelah masuk sekolah, ibu dan bapak guru suka memanggil ‘handayani’. Teman-teman ikut dan aku menerima saja. Bahkan, beberapa teman rajin sekali memanggil ‘sri handayani’. J
Kelas 6 SD, seorang teman yang punya ibu dengan nama yang sama dengan namaku, memanggil aku Hani. Weh…berawal dari spontanitas saja. Karena ibunya dipanggil heni dan aku dipanggil yani, jadilah dia memanggilku Hani. Ih, banyak yang maksa memang. Tapi temanku yang ngeyel ini akhirnya menyebarkan virus ‘hani’ terhadap teman-teman smp. Tercatatlah tiga orang pernah memanggilku dengan nama itu. Dan mereka adalah…Friska, Lia, Agus…gara2 yang terakhir…timbullah fitnah dari seorang Candra. Katanya, “hah…hani??hani??” (apa maksudnya coba?)
Setelah ketiga orang itu, terputuslah sejarah panggilan hani. Tapi, kemudian, tidak tahu bagaimana ujungnya, munculnya tiga orang baru yang kebingungan antara panggilan handa dan yani…dan keluarlah panggilan itu lagi. Tercatatlah kembali tiga orang yang sempat mengabadikan nama itu. Merekalah Mas Sahal, Pekik, dan Rif’an…
Pada umumnya, teman-teman SMP suka memanggil SRI gara-gara waktu MOS aku begitu lugunya bilang, “terserah aja mau panggil apa,” Ini panggilan kadang masih sering muncul ketika bertemu guru seni musik SMP atau teman-teman smk yang lagi rada kumat…begitu, Jeng Sri…hehehe…
Ketika di SMK, sebenarnya aku menyepakati mengembalikan namaku sebagai Yani. Waktu MOS, dengan berkalung papan bergambar pisang yang sempat aku pajang di kamar berbulan-bulan bahkan hampir satu tahun…beserta ornamen serba kuning…dan topi bola (xixixi…), terpampang di sana nama YANI.
Tapi karena keusilan seorang Phepi…hilanglah semua usaha itu. Katanya, “Nday…Handay…” Awalnya sewot sekali. That’s not my name, hah!! Lagian aneh!
Tapi apa arti teriakan seorang ‘yani’ dengan berondongan anak-anak sekelas? Semakin banyak yang memanggil ‘handa’ tanpa huruf Y. Payahnya, teman-teman lain kelas yang tidak tau namaku, ketika mendengar mereka memanggilku dengan nama itu…langsung mengira itulah namaku. Lama-lama capek jelasin, “kalau di rumah dipanggil yani. Handa itu panggilan teman-teman saja.” Weslah…kuterima saja.
Sampai di kampus…sudah kuperkenalkan namaku handa…sebagian memanggil yani. Ketika aku bilang yani…teman yang sudah kenal lama memanggil handa. Hehe…lucu juga…
Pemotongan panggilan: kalau orang memotong namaku dengan Han…kesannya memorable…seperti kembali bertemu teman-teman kecil di SD (sekolah dasar gitu…). Kalau Nda…kesannya kembali ke SMK…kalau yan…sepertinya umum-umum saja. Hehe…
Ada lagi satu panggilan yang pasti bakal diprotes banyak orang…hehee…rahasia saja lah! Yang pasti apa pun panggilan yang kau berikan untukku, berikanlah dengan penuh penghargaan…semoga Allah memberikan cinta sebagaimana kau mengucapkan nama itu dengan penuh cinta. Amiiin…
Kalau ditanya apalah arti sebuah nama, tanyakan…apa arti orang tak bernama?
Nama adalah penghargaan terindah dari sang pemberi nama
Nama adalah sarana kasih sayang
Nama adalah sapaan keakraban…
Lalu apalah arti sebuah nama? Bersyukurlah karena setiap orang punya nama. Bahkan setiap pohon dan benda diberi nama. Bahkan Allah punya banyak sekali nama.

Note: kalau ke rumah jangan pernah cari handa. Tidak akan tau….(buat yang butuh saja).
-The End-

No comments: