Tuesday, January 10, 2006

ATM Kondom

BENARKAH AKAN MENYELESAIKAN MASALAH

Sekitar setengah tahun yang lalu, ada beberapa mahasiswa masuk ke sebuah PTS di Yogyakarta. Dengan penuh percaya diri mereka mengaku sedang mengampanyekan penggunaan kondom sebagai salah satu langkah mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Sayangnya, ada satu kesalahan fatal yang mereka lakukan, dimana mereka menekankan pencegahan HIV/AIDS dengan menyerukan safe sex. Sebenarnya hal ini tidak terlalu menjadi masalah apabila dilakukan dengan cara yang benar. Sayangnya, cara yang dilakukan dengan mengusung spanduk ke kampus-kampus –tempat menuntut ilmu, dimana sebagian besar populasinya masih lajang.

Cara itu terkesan akan menimbulkan masalah baru. Bagaimana tidak? Safe sex bagi remaja tidak mustahil disalahartikan sebagai penghalalan hubungan sex pra pernikahan alias sex bebas.

Peristiwa tersebut hanya segelintir kisah nyata yang terjadi di lingkungan kita, namun luput dari perhatian kita. Setelah enam bulan berlalu, kini muncul fenomena baru yang justru lebih transparan karena dilakukan oleh pemerintah, yaitu ATM kondom.

Mesin penjual kondom ini dijadikan alternatif bagi pemerintah untuk mempermudah masyarakat memperoleh alat kontrasepsi, selain juga untuk menekan angka penularan HIV/AIDS melalui hubungan pernikahan. Hal ini sedikitnya tidak jauh berbeda dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.

Permasalahan ATM kondom menimbulkan kontroversi masyarakat. Hal ini dirasa hanya akan menimbulkan masalah baru. Bagaimana seandainya alat ini akhirnya disalahgunakan? Begitulah kira-kira pikiran yang muncul dalam benak mereka. Selain pasangan suami-istri yang dimudahkan dalam mencari alat kontrasepsi berupa kondom, bukankah anak muda termasuk pelajar dan mahasiswa juga lebih mudah pula mendapatkannya? Bisa jadi, mereka yang dulunya masih takut-takut untuk melakukan hubungan sex pra nikah kini menjadi ‘lebih berani’ karena merasa dilegalkan. Bagaimana seandainya mereka kemudian berpikir, “Kalau ATM kondom dilegalkan, bisa jadi sex before married is also legal.”?

Hal ini bukan tidak mungkin bakal terjadi mengingat banyaknya remaja yang berpikir, adanya peraturan adalah untuk dilanggar. Bukankah maraknya kasus remaja saat ini tidak lepas pula dari hal tersebut. Apalagi, kondom bukanlah suatu jaminan untuk tidak terjadi kehamilan. Apabila pelegalan ATM kondom ini benar-benar menyebabkan maraknya sex bebas, selain moral anak bangsa dipertaruhkan, bisa pula terjadi peningkatan angka kehamilan di luar pernikahan, ketidakjelasan nasab, dan aborsi. Siapkah kita dengan resiko ini? Jika resiko lebih besar daripada manfaat yang bisa diberikan, kenapa musti kita lakukan?

2 comments:

Pencix Saga said...

Kamu baru tahu kalau dunia ini sudah mulai memasuki jamannya "jaman edan "
so kita hanya menunggu dunia akan ini berakhir di tangan anak muda jaman sekarang ataukah anak cucu kita !!!!!!!!

letswritting said...

yup...yang penting jangan ngikut jadi penghancurnya aja. kita ada pembangun Bro!