Saturday, December 24, 2005

Belajar dari Kegagalan

Ada banyak hal positif yang bisa kita ambil dari cerita hidup kita. Sekarang aku tahu kenapa cerita hidupku itu bisa indah banget. Karena hatiku bilang itu indah. Sean Covey pernah bilang, APA YANG KAMU DAPATKAN ADALAH APA YANG KAMU LIHAT. Jadi, ketika aku lihat hidupku itu indah, itu yang aku dapat. Hidup itu indah buat aku. Bahkan aku bisa nyombong kalo hidupku tuh lebih indah dari hidup siapa pun. Itu hakku kan? Dan semua orang nggak salah kok seandainya mereka mau bilang hal yang sama tentang hidup mereka. Hidup kita lebih indah dari novel-novel terkenal macam “The Lost Boy”, “A Child Called It” atau “A Man Named Dave”-nya Dave Pelzer.
Kemaren aku kalah waktu ikutan lomba karya ilmiah siswa (KIS). That’s very bad. Buuuuuruk banget buat aku. Nggak ada yang lebih buruk daripada ngikutin sesuatu yang ‘nggak seharusnya diikutin’. Aku lebih suka bilang begitu. Aku lebih suka bilang bunuh diri. Siapa yang mau ikut lomba karya ilmiah kalo naskahnya musti jadi dalam sehari semalem?
Tapi aku yakin, nggak ada ruginya kalo aku ikut. Toh aku punya prinsip…”Keep on Trying”. Walaupun aku sadar bener…kalo aku lagi ngelakuin sesuatu yang nggak perlu aku lakuin. Sesuatu yang sia-sia. Aku nggak akan menang dengan naskah yang kayak gitu. Yang jelek. Yang amburadul. Yang tanpa persiapan. Aku yakin nggak akan ada juri yang menangin aku, kecuali kalo jurinya ngantuk. Nggak ada keajaiban dengan suatu kebodohan. Nggak akan semudah itu.
Tapi…semua itu bukan berarti kalo semua udah berakhir kan buat aku? Toh aku nggak akan rugi. Nggak sakit, nggak kehilangan apapun. Aku musti tetep ikut. Apalagi udah ada banyak orang yang dukung aku.
Dan aku dapet satu tantangan lagi. Musti presentasi dengan bahasa Inggris. Sampe detik-detik terakhir aku masih ragu apa aku bisa. Aku benci itu. Nervous n gak percaya diri. Semua jadi sulit. Kurasa bukan karena aku nggak mampu. Lebih karena aku nervous, tertekan sama keadaan diri sendiri. Dan karena itu pula aku musti puas nangkring di urutan 12 dari 25. So BAD!!!
Tapi ada yang bisa aku ambil dari itu semua. Kaya dalam buku “The 7 Habits of Highly Effective Teens”-nya Om Sean, jadilah proaktif. Bukan reaktif. Aku adalah sumber pendorong bagi diriku sendiri. Manusia bisa bahagia atau tidak adalah tergantung pilihannya sendiri (Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat). Aku nggak bisa nyalahin furuku yang udah nyuruh aku ikut, padahal beliau juga nggak yakin aku akan menang. Dan dia tahu, kemungkinan buat menang itu kecil banget. Atau karena beliau kasih sms aku yang bikin aku nangis sebelum lomba. Itu cuman dukungan dan harusnya aku bersyukur untuk itu. Aku juga nggak bisa nyalahin kepala sekolah yang nggak pernah tanggap sama ajang kreativitas anak-anaknya sampe informasi selalu aja dating telat. Atau keadaan yang bikin aku gecubrakan. Semua itu udah jadi pilihanku. Aku yang milih untuk ikut. Aku yang pengin nyoba dan buktiin prinsipku sendiri. Semua pilihanku. Aku yang bilang dalam hati, nggak ada ruginya aku ikut. Aku udah ngikutin kata hati. Jadi, nggak ada yang salah dong. Bahkan kalo akhirnya aku kalah, juga bukan suatu kesalahan. Itu bisaa, kata guruku (berarti aku bisaa kalah dong…huaaa……)
Dan semua kebukti kok kalo emang nggak ada ruginya aku ikut. Aku bahkan bisa nyebutin daftar keuntungan yang aku dapet dari situ. Aku bisa dapet banyak temen, tambah pengalaman, tambah pengetahuan, tambah pede, dan aku jadi tahu, nggak perlu takut untuk nyoba sesuatu. Aku jadi sadar, aku udah ngelakuin sesuatu yang hebat. Bukannya nggak semua orang mau dan berani, walaupun sekedar buat nyoba? Dan aku udah buktiin kalo aku bisa. Itu hebat kan? Dan kaya kata Bapakku, aku udah menang pengalaman. Dan mimpiku selama ini yang bikin aku males masuk SMK (karena di SMA ada KIR) bakal terlaksana. Bakal ada klub KIR di skul dan aku bakal bikin sejarah baru. (Cie…)
Banyakkan yang aku dapet? Dan aku jadi percaya. Kalo…ada yang baik juga karena ada yang jelek, kita bisa dibilang pinter karena ada yang nggak pinter, kita belajar jadi pendengar dari orang yang banyak ngomong, dan KITA BISA BELAJAR BERHASIL DARI KEGAGALAN YANG UDAH KITA DAPAT SEBELUMNYA. Sukses itu bukan dari hasil yang kita capai aja, tapi ke perasaan kita juga. Kalo kita merasa sukses, maka itulah kesuksesan kita yang sebenernya.
Jogjakarta, 20 Desember 2005
Rait Rahmatullah

No comments: