Friday, October 20, 2006

Nantikanku di Batas Waktu

Di kedalaman hatiku / tersembunyi harapan yang suci / tak perlu engkau menyangsikan
lewat kesalihanmu / yang terukir menghiasi dirimu / tak perlu dengan kata-kata
sungguh walau ku kelu / tuk mengungkapkan perasaanku / namun penantianmu pada diriku / jangan salahkan
kalau memang kau pilihkan aku/ tunggu sampai aku datang / nanti kubawa kau pergi / ke surga abadi
kini belumlah saatnya / aku membalas cintamu / nantikanku di batas waktu

siapa yang blom pernah denger lagu itu ya...lagunya EdCoustic yang didemenin banget. aku suka banget sih denger nada-nadanya yang asik buat tidur hehehe...

tapi suatu saat temenku berkata bahwa dia nggak suka lagu ini. "aku nggak suka yang nggak jelas'e" hm...akhirnya aku mulai merhatiin di mana sih nggak jelasnya?

suatu malem, aku dengerin kajian seorang ustadz di radio. dan beliau berkata "boleh menaruh harapan pada seseorang. dalam arti mengharapkan seseorang itu menjadi suami atau istri kita. tapi tetpa kita harus objektif bahwa jodoh itu sudah ditentukan oleh Allah." (kurang lebih begitu intinya)

akhirnya aku tahu permasalahannya. mencoba untuk objektif dan tentu saja tanpa menutup kemungkinan bahwa aku salah. memang ada kesan ketidakpastian, ketidakjelasan, -kata Salim A. Filah- pecundang, alias nggak gentle, dan yang paling ngeness BANCI! tapi jika itu memang diungkapkan secara gamblang kepada seorang wanita yang ingin menikahinya (lho...lha bilang duluan'e. heheehe....)

dan...jika itu adalah sesuatu yang terpendam...mungkin bener kata ustadz tersebut. kenapa tidak jika itu bisa menimbulkan keinginan dan cita-cita untuk menikah? toh seperti yang sering dibilang...cinta itu fitrah...(iya nggak sih?)

tapi...perlu diingat bahwa "bagaimana kita me-manage cinta itu yang masuk penilaian Allah." oleh karena itu...bener pula bahwa "tetap harus objektif bahwa jodoh sudah ditentukan oleh Allah." dan itu yang menjaga kita untuk tidak 'kemrungsung', dan tidak memanjakan harapan untuk menjadi sebuah angan-angan, pintu masuk setan.

yah...kupikir tetap lebih baik seseorang itu menjadi tegas, klo iya ya iya...klo blom siap ya nggak...nggak usah suruh nunggu2. btul gak? tapi susah ya? hehe...

lalu, bagaimana dengan merahasiakan? atau justru membohongi diri sendiri 'untuk kebaikan'?

No comments: