Monday, July 23, 2007

Bergeraklah Tulang-tulang Perkasa!!

”Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu beban yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al Insyirah [94]:1-8)

Suatu hari dalam masa kanak-kanak Rasulullah di bawah asuhan Halimah as-Sa’diyah, beliau bermain di tengah gurun bersama saudari sepersusuannya, Syaima binti Halimah as-Sa’diyah dan beberapa sahabat lain. Tiba-tiba datanglah dua malaikat memegang Rasulullah dan membaringkannya di atas pasir, membelah dadanya dan mengeluarkan hatinya kemudian dicucinya dengan air yang ada di dalam bejana. Setelah itu, kedua malaikat tadi mengembalikan hati beliau kepada bentuknya yang semula. Rasulullah kembali bermain seperti sedia kala (Muhammad Ash-Shayim.2006. Ayat-ayat Penyejuk Qalbu.Semarang:Nuun). Subhanallah...

Seandainya hati ini bisa dicuci kapan pun kita mau, seandainya hati ini bisa ’mencuci sendiri’, tentu bersih saja yang terasa dalam diri. Tenang, tidak ada lika-liku kehidupan berarti atau orang biasa bilang...hidupnya datar-datar saja.

Yah, mungkin beruntung orang yang bisa seperti itu. Tapi lebih beruntung kurasa orang yang bisa merasakan fluktuasi itu. Kadang di atas, kadang di bawah, kadang bahagia, kadang berduka...permainan emosi dalam hati yang indah dan akan menjadi lebih indah ketika orang itu dapat begitu dewasa menyikapinya.

Yah, semua orang punya masalahnya masing-masing. Yang pasti tak lah kemudian kita larut hingga terlarut-larutnya di dalam permasalahan tersebut. Kata Mas Salim hari itu, ”Kayanya Handa ni ndak lagi ada masalah lho, masalahe kamu tuh bercanda terus. Padahal aku dah serius nih kaya konsultan.” hehe...

Baiklah, belum lagi Handa ini berdiri sendiri, belum lagi Handa ini ’menjadi orang’ yang pasti nantinya semakin banyak masalah akan dialami. Jadi, dibawa santai saja dululah...life must go on...a lot of people beside you, right?

Pagi itu, ba’da khalwatku, aku putuskan berjalan-jalan sajalah dengan tanpa alas kaki (sandal/sepatu) menapaki jalan aspal dekat rumah. Jalan terus…suasana masih sepi sekali. Masih ada sedikit bintang lah ya...Orang-orang belum keluar dari ’sarangnya’. Aku berjalan, balik, jalan lagi, balik lagi, lari kecil, jalan lagi...

Sambil mengingat masa kecil dulu di jalan itu juga.

Dulu, pernah Handa dan saudari bermain-main, berebut balon (haha...). Kata ’adik’ yang umurnya lebih tua dari Handa, ”Ayo tangkap aku dulu baru boleh balonnya buat main kamu. Tak kasih wes...”

Kita berkejaran sampai ke jalan yang jauuuh..yang Handa sendiri belum pernah lewat rasanya –waktu itu-. Jauh sekali...capek sekali...tak dapat apa-apa. Pulang aku masih belum bisa mengambil balon dari ’kakak’/’adik’ yang umurnya sekitar empat tahun di atas Handa itu.

Marahlah aku! Dia pergi tak tahu ke mana,,, dan aku ditinggalnya sendiri bermain-main...aku bermain sendiri di pinggir jalan. Mengorek-ngorek lubang pagar tinggi besar. Tiba-tiba ada truk besar lewat aku jadi takut mengingat kakak keduaku juga takut pada truk. Aku menangis di pinggir jalan itu sampai ada orang menolong.

Dimandikan aku di rumah orang itu, diberi baju anaknya (yang laki-laki), disuruh makan, disuruh bermain dengan anak-anaknya itu.

Tak tahunya, Simbah di rumah sudah menangis mencariku. Saat sudah ketemu,,,yah...begitulah petualangan hari itu J

Aku suka senyum-senyum sendiri mengingat masa-masa kecil itu. Yah..bisa jadi penghibur lah sambil berjalan begini. Ya! kembali ke perjalanan pagi ’utuk-utuk’ itu lho ya...

Ah, lama tidak menyambangi sawah, aku pergi saja ke sana. Aku turun lereng dekat rumahku (ah, beruntungnya hidup ndeso...). Hari masih gelap dan sawah masih belum didatangi orang selain aku. Aku naik ke atas gubuk, duduk sendiri... melihat air, sawah, kolam ikan, ...ah..yah...apapun itulah. Mendengar suara risik daun, air, kecipak ikan, ringkik hewan yang banyak sekali sahut menyahut, tapi entah hewan apa itu namanya. Aku duduk lama di sana. Mau menunggu matahari nongol di balik pohon-pohon tinggi di sebelah timur sana.

Ada seorang nenek yang...yah J. ”Lhoh...kok wis mruput, Nak.” katanya.
Aku hanya tersenyum, ”Nggih Mbah.” Tapi simbah itu tampaknya sedang cukup sibuk. Dia langsung pergi ke sawahnya dan aku pun kembali lagi ke pekerjaan awalku.

Ah lama sekali matahari muncul pagi ini. Padahal aku sudah tak tahan menyapanya. Lama sekali. ”Nda lagi di sawah ni :D mo nantangin matahari keluarnya lama sekali.”

Aku masih lama menunggu. Menunggu. Menunggu...si matahari tak nongol-nongol juga. Justru aku yang terkantuk-kantuk lagi. Baru saja mau melek, kaget aku ada laki-laki membawa pakan ikan berjalan di depanku. Dia sempat menyapaku sepertinya. Tapi tak kenal aku siapa dia. Simbahnya sudah pergi, si laki-laki itu malah memberi makan ikan di kolam depan gubuk. Matahari hari ini lamban sekali! Aku pulang....!!

Yah, cerita ndak penting sekali sih.

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Hati ini lapang untuk belajar tentang keikhlasan. Makna mencintai keluarga dan teman-teman...Ketika sudah bermaksud baik, yah...biarlah Allah saja yang menilai lah ya...biarlah Allah yang menjadi penyalur rasa hati ini tentang cinta terhadap mereka yang ada di sekitar Handa...rasakanlah dentuman detak ini untuk kalian...:) Pagi ini ingin kusambut mereka dengan bahagia, dengan penuh semangat dan senyum baru...

Dan Kami telah menghilangkan darimu beban yang memberatkan punggungmu?
Terimakasih atas perasaan ringan ini ya Allah. Segala beban tidak mungkin melebihi kemampuan kita. Justru, kata seseorang, harusnya kita bangga dapat cobaan yang besar ini karena artinya Allah mempercayakan kita bahwa kita pasti mampu. Allah sudah menjamin itu kan? Ringankan beban itu dan nikmati hari ini dengan bahagia ya...

Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Nabi Muhammad ditinggikan namanya dengan menjadi rasul. Maka Allah meninggikan namamu dengan memberi kamu kehormatan, rasa malu, rasa bangga terhadap dirimu, rasa nrima, rasa terus berusaha yang menjadikan kamu tidak mau menjadi budak atau terus saja digerogoti ketidakmampuan. Dengan itu kamu punya kehormatan dan tinggilah namamu, minimal di mata kamu sendiri, Nda!

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Yakinilah itu. Jangan sedih, jangan putus asa, jangan khawatir, masa depan ada di depan sana, masa lalu sudah berlalu, masa ini yang harus dipikirkan. Bergerak sekarang itu yang paling penting. Tidak ada kemudahan tanpa usaha.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Yah, yang sudah ya sudah. Sekarang pikirkan ke depan kamu harus membuat kerja baru yang lebih besar. Muslimah prestatip!!, kata Kak Adlan ... “Ayo Dek...” kata ukhti Autorunning (hehehe....subhanallah...)

Semangat semangat!! Bangun lagilah...jangan tidur melulu...
Robbi, cucilah hati ini dari segala keluh kesah yang memberatkanku. Ringankan beban ini dengan kuasamu. Kaulah yang lebih tau yang terbaik untukku. I’m trust of You,..
--
Untuk keluargaku di rumah, teman-teman di kampus, di dunia maya, di dunia nyata, yang jauh di sana, yang dekat di sini...kita hanya bisa saling mendukung dan Allah yang menyertai kita di dalam kumpulan ini. Amin.

No comments: